Sabtu, 09 Oktober 2010

Menyusui dapat Menurunkan Resiko Kanker Payudara

 By: Yurista Permanasari

Bulan Oktober merupakan Bulan Peduli Kanker Payudara Sedunia. Berdasarkan data WHO bahwa sebanyak 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Sedangkan menurut data yang terkumpul dari rumah sakit di Indonesia memperlihatkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker lainnya pada wanita. Ini menjadikan kanker payudara sebagai penyebab utama kematian karena kanker pada wanita di seluruh dunia.

Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara. Sebagian besar menyerang wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada pria. Ada banyak faktor resiko yang menyebabkan kanker payudara. Dan, dari sekian banyak faktor resiko tersebut terkait dengan adanya hormon estrogen yaitu menarche dini, menopause terlambat, dan obesitas pada wanita menopause. Melahirkan dapat menurunkan resiko, demikian pula dengan menyusui.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa menyusui dapat menurunkan resiko kanker payudara, terutama jika menyusui berlangsung 1 ½ sampai 2 tahun. Sebuah survei yang dilakukan lembaga kesehatan pada 150.000 wanita menyebutkan, sekitar 25.000 kasus kanker payudara dapat dicegah setiap tahunnya jika para wanita menyusui anaknya selama 8-9 bulan dibandingkan umumnya rata-rata 2-3 bulan. Sementara, sebuah penelitian di Cina yang dilakukan oleh Yale University, AS, pada 1997-1999 menunjukkan bahwa wanita yang menyusui selama 2 tahun atau lebih memperendah resiko mereka terkena kanker payudara hingga 50%.

Para peneliti tersebut menduga, menyusui dapat  keterpaparan dari hormon estrogen (exposure to estrogen). Dugaan lainnya, dengan menyusui fat soluble pollutant (polutan yang larut dalam lemak) dan karsinogen dalam tubuh tidak tersimpan sebanyak pada wanita yang tidak menyusui. Kesimpulan secara umum, semakin lama wanita menyusui akan semakin kecil kemungkinan terkena kanker payudara. Teori ini ternyata tidak hanya berlaku bagi ibu menyusui, tetapi juga pada anak perempuan yang disusuinya. Wanita yang disusui ASI (Air Susu Ibu) ketika bayi walaupun dalam waktu singkat mempunyai 25% resiko lebih rendah terkena kanker payudara dibanding yang mendapat susu formula.
 

Jumat, 24 September 2010

ASI untuk Ibu Bekerja

by: Yurista Permanasari

Di era modern ini, ASI menjadi persoalan tersendiri bagi para ibu yang memiliki aktivitas padat di luar rumah alias bekerja. Mereka harus menghadapi persoalan yang dilematis. Di satu sisi ada keinginan untuk memberikan ASI eksklusif untuk bayi mereka, tetapi di sisi lain panggilan tugas kantor memaksa mereka melepasakan kewajiban tersebut. Sebenarnya, meski disibukkan dengan pekerjaan, para ibu masih tetap bisa memberikan ASI asalkan tahu solusinya, yaitu "menabung" ASI terlebih dahulu sebelum bekerja. Hal itu bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat pompa manual, maupun elektronik (baterai).


Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk itu adalah:
  1. ASI yang disimpan di udara kamar/luar akan tahan 6-8 jam pada suhu 260 C atau lebih rendah
  2. ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu bisa tahan selama 24 jam
  3. ASI yang disimpan di lemari es di tempat buah di bagian paling dalam tempat yang terdingin bisa tahan selama 2-3 x 24 jam (dalam suhu 40 C atau lebih rendah
  4. ASI yang disimpan di freezer dengan satu pintu bisa tahan selama 2 minggu
  5. ASI yang disimpan di freezer yang mempunyai pintu terpisah sendiri bisa tahan selama 3 bulan
  6.  ASI yang disimpan di deep freezer (-180 C atau lebih rendah) akan tahan selama 6-12 bulan
Cara pemberian "tabungan" ASI:
Sebelum diberikan, ASI terlebih dahulu dihangatkan dalam mangkok berisi air hangat. Jangan dihangatkan langsung di atas api karena akan mengurangi kadar zat-zat gizinya. Sebaiknya, ASI dituangkan pada gelas yang telah disterilkan dan diberikan pada bayi dengan menggunakan sendok.


ASI efektif, praktis, dan ekonomis:
  1. Dari segi efektivitas waktu penyediaan ASI tidak membutuhkan waktu yang lama. Ketika bayi merasa lapar, saat itu juga bisa langsung menerima "makanan" yang dibutuhkan, dengan suhu yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Jika dibandingkan dengan susu formula, ASI jelas lebih efektif. Susu formula membutuhkan waktu dalam hitungan menit sebelum dinikmati bayi
  2. Begitu pula saat melakukan perjalanan. Kita tidak perlu direpotkan membawa termos, kaleng susu, dan seabrek perlengkapan pembuat susu lainnya jika bayi kita masih menyusui ASI. Ibu cukup membersihkan payudara dengan lap hangat sebelum dan sesudah menyusui. ASI yang dikeluarkan dijamin higienis, suhunya pun pas, dan "cepat saji".
  3. ASI pun bersifat sangat ekonomis. Kita bisa melihat sendiri di pasar-pasar swalayan bahwa harga susu formula beserta perlengkapannya saat ini cukup menguras kantong, apalagi bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas. Sementara ASI tidak membutuhkan biaya banyak. Setidaknya, hingga bayi berusia 6 bulan budget untuk kebutuhan keluarga lainnya tidak terbebani oleh mahalnya kebutuhan susu bayi
  4. ASI adalah cairan dinamis yang memiliki komposisi yang dapat berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan bayi. Zat- zat gizi khusus untuk bayi yang diperlukan sesuai umur dan kondisinya disediakan dalam kandungan ASI. Rasa ASI pun berbeda dari waktu ke waktu Hal ini secara tidak langsung memang mengondisikan bayi agar siap menerima makanan yang beraneka ragam pada saatnya nanti.
(Disarikan dari berbagai sumber. Tulisan ini telah diterbitkan dalam Insani, Agustus 2004 dan sudah direvisi oleh penulis)

Rabu, 22 September 2010

Selamat Datang di Blog Nutrisi Anak

Assalamualaikum Wr.Wb

Selamat datang di Blog Nutrisi Anak...

Saya adalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja  sebagai Peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan di Bogor. Saya mempunyai satu putra dan satu putri yang menyenangkan, dan untuk mereka lah saya membuat blog ini. Dalam Blog ini saya akan berbagi pengalaman dan pengetahuan  serta berdiskusi berbagai hal tentang ANAK. 
Semoga tulisan saya bermanfaat untuk semua dan saya sangat menghargai bila ada saran dan komentar mengenai blog ini maupun tulisan saya.
Terima kasih

Wassalam